Cari Blog Ini

Sabtu, 26 Desember 2009

(Contoh SAP)


SAP

Satuan Acara Penyuluhan




Pokok Bahasan : Gagal Ginjal Kronik / CRF

Sub Pokok Bahasan :

1. Pengertian Gagal Ginjal Kronik

2. Penyebab Gagal Ginjal Kronik

3. Tanda dan gejala Gagal Ginjal Kronik

4. Komplikasi dari Gagal Ginjal Kronik

5. Penatalaksanaan Gagal Ginjal Kronik

Hari / tanggal : Selasa, 1 Desember 2009

Tempat : Balai Desa Maju Makmur

Waktu : 09.00-09.45 WIB

Sasaran :Ibu-ibu PKK Desa Maju Makmur

Petugas :

  1. ......
  2. ......
  3. ......


  1. TIU

Setelah mengikuti penyuluhan selama 45 menit diharapkan ibu-ibu PKK desa Maju Makmur mampu memahami tentang Gagal Ginjal Kronik.


  1. TIK

Setelah mengikuti penyuluhan selama 45 menit diharapkan ibu-ibu PKK desa Maju Makmur mampu ;

1. Menjelaskan kembali tentang pengertian Gagal Ginjal Kronik

2. Mengulang kembali penyebab Gagal Ginjal Kronik

3. Menyebutkan kembali tanda-tanda Gagal Ginjal Kronik

4. Menjelaskan kembali komplikasi Gagal Ginjal Kronik

5. Menguraikan kembali penatalaksanaan Gagal Ginjal Kronik


  1. Materi

  1. Pengertian Gagal Ginjal Kronik

  2. Penyebab Gagal Ginjal Kronik

  3. Tanda dan gejala Gagal Ginjal Kronik

  4. Komplikasi dari Gagal Ginjal Kronik

  5. Penatalaksanaan Gagal Ginjal Kronik

( Terlampir )


  1. Metode

    • Ceramah

    • Diskusi / Tanya jawab


  1. Kegiatan Belajar Mengajar


Waktu / Tahap

Kegiatan Pemberi Materi

Kegiatan Sasaran

Media

1. Orientasi

Oleh moderator

1. Mengucapkan salam

1. Menjawab salam

1. Sound

2. Memperkenalkan diri

2. Mendengarkan perkenalam

3. Menyampaikan TIU dan TIK

3. Mendengarkan penjelasan moderator

4. Apersepsi

4. Menjawab pertanyaan yang diberikan

2. Kerja

Oleh presentator

1. Menjelaskan tentang;

- Pengertian Gagal Ginjal Kronik

- Penyebab Gagal Ginjal Kronik

- Tanda dan gejala Gagal Ginjal Kronik

- Komplikasi dari Gagal Ginjal Kronik

- Penatalaksanaan Gagal Ginjal Kronik


1. Mendengarkan dan memperhatikan materi yang disampaikan oleh presentator.

1. Leaf leat

2. Flip Chart

2. Memberi kesempatan untuk bertanya

2. Mengajukan pertanyaan dengan mengacungkan jari terlebih dahulu.

3. Menjawab pertanyaan sasaran.

3. Mendengarkan penjelasan petugas dan mencatatnya bila perlu

4. Memberi reinforcement positif

4. Sasaran merasa senang

3. Terminasi

Oleh Moderator

1. Mengevaluasi materi Gagal Ginjal Kronik

1. Memperhatikan dan mendengarkan penjelasan

1. Sound

2. Menyimpulkan materi

2. Mendengarkan dan mencatat bila perlu

3. Kontrak waktu selanjutnya

3. Menentukan waktu yang diinginkan

4.Menutup dengan salam

4. Menjawab salam


  1. Evaluasi

  1. Prosedur

    • Coba jelaskan sekilas tentang pengertian Gagal Ginjal Kronik

    • Ulangi hal-hal yang menyebabkan terjadinya Gagal Ginjal Kronik

    • Sebutkan kembali tanda dan gejala Gagal Ginjal Kronik

    • Coba sebutkan apa sajakah komplikasi yang muncul

    • Coba jelaskan penatalaksanaan Gagal Ginjal kronik yang ibu pahami

  1. Kriteria

- Struktur ; - Menyiapkan SAP

- Menyiapkan media

- Menyiapkan tempat

- Menyiapkan materi

- Kontrak waktu dengan sasaran

- Proses ;

> Sasaran memperhatikan saat Pendkes disampaikan

> Sasaran aktif bertanya

> Sasaran mampu mengulangi materi

- Hasil : - Penyuluhan dikatakan berhasil apabila sasaran mampu menjawab pertanyaan sebesar >80 %.

- Penyuluhan dikatakan cukup apabila hasilnya 50-80 % dari menjawab pertanyaan.

- Apabila sasaran hanya mampu menjawab pertanyaan sebanyak <50%,>


  1. Daftar Pustaka

    (Sumber buku yan digunakan. Ex : KMB Brunner and Suddarth, edisi 2 volume 8)


    --------------------------------------------------------------------------------------------------------


Materi Pembahasan



Gagal Ginjal Kronik



  1. Pengertian

Gagal Ginjal Kronik adalah Gangguan fungsi ginjal menahun yang bersifat cepat dan tidak bisa pulih. Dimana kemampuan tubuh gagal mempertahankan metabolisme tubuh dan keseimbangan cairan dan elektrolit.


  1. Etiologi / Penyebab

Secara garis besar dikategorikan infeksi yang berulang dan keadaan ginjal yang memburuk. Penyumbatan saluran kemih, kerusakan pembuluh darah akibat diabetes (penyakit kencing manis ) dan tekanan darah tinggi. Bekas luka pada jaringan dan trauma langsung pada ginjal.


  1. Tanda dan Gejala

1). Peredaran darah dan jantung

- Tekanan darah tinggi

- Pembengkakan pada daerah mata

- Pembesaran vena leher

2). Kulit

- Kulit berwarna abu-abu mengkilat, kering bersisik

- Gatal-gatal

- Kuku tapis dan rapuh

- Rambut tipis dan kasar

3). Paru-paru

- Dahak kental dan lengket

- Nafas dangkal

- Pernapasan lebih cepat dan tidak teratur

4). Sistem pencernaan

- Napas tak sedap

- tidak nafsu makan

- sulit BAB

5). Sistem syaraf

- Badan lemah dan letih

- Sulit konsentrasi

- Kejang

- Panas pada telapak kaki

6). Otot dan tulang

- Kram otot

- Kekuatan otot hilang

- Patah tulang


  1. Komplikasi

1). Hiperkalemia

Hiperkalemia terjadi karena penurunan ekskresi, asidosis metabolic, katabolisme dan masukan diit yang berlebih.

2).Perikarditis

Efusi pericardial dan tamponade jantung akibat retensi produk sampah uremik dan dialisis yang tidak adekuat.

3). Hipertensi

Hipertensi / tekanan darah tinggi terjadi akibat retensi cairan dan natriumserta malfungsi sisten renin angiotensin aldosteron.

4). Anemia

Anemia dapat terjadi akibat penururnan eritropoetin, penurunan rentang usia sel darah merah, perdarahan gastrointestinal akibat iritasi oleh toksin. Dan kehilangan darah selama hemodialisis .

5). Penyakit tulang dan kalsifikasi metastatik

Dapat terjadi akibat retensi fosfat, kadar kalsium serum yang rendah, metabolisme vitamin D abnormal, dan peningkatan kadar alumunium.


  1. Penatalaksanaan

1).Dialisis

Dialisis dapat dilakukan untuk mencegah komplikasi gagal ginjal kronis yang serius seperti hiperkalemia, perikarditis dan kejang. Perikarditis meperbaiki abnormalitas biokimia ; menyebabkan cairan, protein, dan natrium dapat dikonsumsi secara bebas ; menghilangkan kecenderungan perdarahan ; dan membantu penyembuhan luka.

2). Penanganan Hiperkalemia.

Hiperkalemia merupakan kondisi yang paling mengancam jiwa pada gagguan ini. Oleh karena itu pasien dipantau akan adanya hiperkalemia melalui serangkaian pemeriksaan kadar elektrolit serum (nilai kalium>5.5mEq/L), perubahan EKG (tinggi puncak gelombang T rendah atau sangat tinggi), dan perubahan status klinis. Peningkatan kadar kalium dapat dikurangi dengan pemberian ion pengganti resin (Natriun polistriren sulfanot) secara oral maupun melalui retensi enema.

3). Mempertahankan keseimbangan cairan

Didasarkan pada berat badan harian, pengukuran tekanan vena sentral, konsentrasi urine dan serum, cairan yang hilang, tekanan darah dan status klinis pasien. Masukan dan haluaran oral dan perenteral dari urine, drainase lambung, feses, drainase luka, dan perspirasi dihitung dan digunakan sebagai dasar untuk terapi penggantian cairan.

4). Transplantasi Ginjal

Transplantasi ginjal yaitu mencangkok ginjal. Ginjal yang digunakan berasal dari orang yang sehat didonorkan kepada penderita. Ginjal cangkokan ini yang akan menggantikan fungsi ginjal sebelumnya.


  1. Diit

Makanan atau diit yang dianjurkan untuk penderita Gagal Ginjal Kronik

Adalah sebagai berikut :

  • Diit rendah protein (0,4-0,8 gram/kg BB)

  • Vitamin B dan vitamin C

  • Buah tanpa kulitnya, misalnya apel atau jambu biji harus dikupas terlebih dahulu.

Makanan yang harus dihindari :

  • Jenis makanan yang mengandung protein

  • Makanan yang kaya fosfat, misalnya produk olahan susu, hati, polong, kacang-kacangan dan minunan ringan.










ASUHAN KEPERAWATAN DENTAL PLAGUE


KONSEP DASAR

A.DEFINISI

Plak gigi adalah lapisan transparan dan melekat pada gigi, khususnya dekat dasar kepala gigi pada margin gusi. Plak mencegah dilusi asam normal dan netralisasi, yang mencegh disolusi bakteri pada rongga mulut. Plak gigi hanya dapat dilihat dengan pewarnaan pada gigi. Perwarna yang digunakan juga khusus dikenal dengan nama disclosing agent. Gigi yang sudah disikat akan kembali berkontak dengan saliva (ludah). Mucin (salah satu zat yang terkandung dalam saliva) akan melapisi gigi. Lapisan ini kemudian dikenal dengan nama Acquired Pellicle (mucus). Acquired Pellicle ini sangat tipis, berkisar 1 um. Selain mucin dan protein lainnya, saliva juga mengandung banyak bakteri. Beberapa saat setelah Acquired Pellicle terbentuk bakteri juga akan singgah dan berkoloni di lapisan tersebut. Keadaan inilah yang kemudian disebut dengan plak gigi atau dental plaque.

Plak merupakan penyebab lokal dan utama terbentuknya penyakit gigi dan mulut yang lain seperti karies (lubang gigi), kalkulus (karang gigi), gingivitis (radang pada gusi), periodontitis (radang pada jaringan penyangga gigi), dan lain sebagainya. Oleh karena plak tidak dapat dihindari pembentukannya, maka mengurangi akumulasi plak adalah hal yang sangat penting untuk mencegah terbentuknya panyakit gigi dan mulut.

Selain itu plak ini juga berpengaruh terhadap kesehatan jaringan pendukung gigi seperti gusi dan tulang pendukungnya. Hal ini disebabkan oleh bakteri yang menempel pada plak di atas permukaan gigi dan di atas garis gusi. Kuman-kuman pada plak menghasilkan racun yang merangsang gusi sehingga terjadi radang gusi, dan gusi menjadi mudah berdarah.

B. ETIOLOGI
Plak terbentuk akibat aktivitas bakteri yang mengubah sisa gula di atas permukaan emael gigi. Plak sangat sulit dibersihkan, namun jika dibiarkan menumpuk dapat memicu gangguan kesehatan oral yang lain, Akibatnya dapat menyebabkan berbagai penyakit gusi, seperti radang gusi (gingivitis) yang ditandai dengan gusi tampak kemerahan, agak membengkak, dan sering berdarah saat menggosok gigi.
Hal ini dapat berlanjut menjadi radang jaringan penyangga gigi lainnya (periodontitis) bila tidak segera dirawat. Bila sudah tahap ini dapat menimbulkan gigi goyang karena jaringan penyangga gigi sudah rusak.

C. PATOFISIOLOGI

Mulut merupakan suatu tempat yang amat ideal bagi perkembangan bakteri. Bila tidak dibersihkan dengan sempurna, sisa makanan yang terselip bersama bakteri akan tetap melekat pada gigi kita dan akan bertambah banyak dan membentuk koloni yang disebut plak, yaitu lapisan film tipis, lengket dan tidak berwarna. Plak merupakan tempat pertumbuhan ideal bagi bakteri yang dapat memproduksi asam. Jika tidak disingkirkan dengan melakukan penyikatan gigi, asam tersebut akhirnya akan menghancurkan email gigi dan akhirnya menyebabkan gigi berlubang

Selain itu plak ini juga berpengaruh terhadap kesehatan jaringan pendukung gigi seperti gusi dan tulang pendukungnya. Hal ini disebabkan oleh bakteri yang menempel pada plak di atas permukaan gigi dan di atas garis gusi. Kuman-kuman pada plak menghasilkan racun yang merangsang gusi sehingga terjadi radang gusi, dan gusi menjadi mudah berdarah.

Bila dibiarkan, keadaan ini dapat menjadi lebih buruk dengan bergeraknya gusi dari perlekatannya dengan gigi, sehingga mempengaruhi tulang pendukung dan ligamen (jaringan pengikat) sekitarnya dan menyebabkan tanggalnya gigi.

Gigi yang sehat adalah gigi yang rapi, bersih, bercahaya, dan didukung oleh gusi yang kencang dan berwarna merah muda. Pada kondisi normal, dari gigi dan mulut yang sehat ini tidak tercium bau tak sedap.Kondisi ini hanya dapat dicapai dengan perawatan yang tepat. Namun, oleh karena berbagai faktor (misalnya biaya dokter gigi yang relatif lebih mahal daripada dokter umum) kesehatan gigi seringkali tidak menjadi prioritas. Kita hanya pergi ke dokter gigi kalau keadaangigi sudah parah dan rasa sakit tidak tertahankan lagi

Padahal, gigi yang sudah dalam keadaan terinfeksi berat dapat mempengaruhi kesehatan secara umum. Selain itu, gigi yang tidak terawat juga menyebabkan nafas tidak segar yang ujung-ujungnya bisa menghambat pergaulan.

D. TANDA DAN GEJALA

1.Warna gigi berubah

2.Bau mulut

3.Terdapat lapisan transparan yang melekat pada gigi

4.Terkadang terjadi perdarahan pada gusi

F. KOMPLIKASI

Masalah mulut lain yang mungkin muncul ;

Stomatitis adalah kondisi peradangan pada mulut karena kontak dengan pengiritasi, seperti tembakau; defisiensi vitamin; infeksi oleh bakyeri, virus, atau jamur; atau penggunaan obat kemoterapi.

Glositis adalah peradangan lidah hasil karena penyakit infeksi atau cidera, seperti luka bakar atau gigitan.

Gengikitis adalah peradangan gusi, biasanya karena higiene mulut yang buruk atau terjadi tanda leukimia, defisiensi vitamin, atau diabetes melitus. Perawatan mulut khusus merupakan keharusan apabila klien memiliki masalah oral ini. Perubahan mukosa mulut yang berhubungan dengan mudah mengarah kepada malnutrisi, yang merupakan perhatian utama bagi klien yang memiliki kanker (Griefzu, Radjeski, Winnick, 1990).

G. PENATALAKSANAAN (KONSEP PENYAKIT)

1. Menjaga kebersihan oral dengan cara menyikat gigi dua kali sehari, dapat mencegah pembentukan plak pada permukaan email gigi.

2. Bersihkan sisa-sisa makanan dari sela-sela gigi dengan menggunakan benang gigi (dental floss) atau sikat interdental

3. Perbanyak minum air putih

4. Mengurangi konsumsi makanan yang mengandung gula dan tepung.


II. KONSEP ASKEP

A. Pengkajian

1) Riwayat Kesehatan

Klien yang tidak mengikuti praktik hygiene mulut yang teratur akan mengalami penurunan jaringan gusi,gusiyang meradang,gigi yang hitam (khususnya sepanjang margin gusi),karies gigi, kehilangan gigi, dan halitosis. Rasa sakit yang dilokalisasi adalah gejala umum dari penyakit gusi atau gangguan gigi tertentu. Infeksi pada mulut melibatkan organisme seperti treponeme pallidum, neisseria gonorrhoeae, dan hominis virus herpes. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, jika klien hendak memperoleh radiasi atau kemoterapi,sangat penting mungumpulkan data dasr mengenai keadaan rongga mult klien. Hal ini berfungsi sebagai dasar untuk perwatan preventif bagi klien saat mereka melewati pengobatan ( Greifzu Radjeski, Winnick, 1990).

2) Pengkajian Fisik

Pengkajian perawat tentang bibir,gigi,mukosa buccal,gusi,langit-langit,dan lidah klien. Perawat memeriksa semua daerah ini dengan hati-hati tentang warna,hidrasi,tekstur,dan lukannya. Plak gigi yang telah keras disebut kalkulus atau tartar. Biasanya kalkulus berwarna kuning atau coklat.

Pengkajian rongga mulut klien dapat menunjukkan perubahan aktual atau potensial dalam integritas struktur mulut.

3) Pola Fungsional

a. Pola Nutrisi

- Nafsu makan

- Perawatan rutin terhadap mulut

- Masalah dengan makan

- Diet

b. Persepsi Kesehatan

- Persepsi tentang status kesehatan

- Kemampuan perawatan diri

- Tingkat pengetahuan tentang kesehatan

c. Persepsi Diri

- Sikap tentang diri

- Dampak sakit terhadap diri

- Keinginan untuk mengubah diri

- Ekspresi wajah

- Perubahan harga diri

B.Masalah Keperawatan

1.Resiko infeksi

2.Personal hygine

3.Defisit perawatan diri

4.Gangguan body image

5.Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan diri

C.Perencanaan

1.Resiko infeksi

Tujuan; mencegah terjadinya infeksi

Tindakan; Mengurangi konsumsi makanan yang mengandung gula dan tepung.

Membersihkan sisa-sisa makanan dari sela-sela gigi dengan menggunakan benang gigi (dental floss) atau sikat interdental.

2.Personal hygine

Tujuan; Tercapainya kebersihan diri

Tindakan; Menjaga kebersihan oral dengan cara menyikat gigi dua kali sehari, dapat mencegah pembentukan plak pada permukaan email gigi.

3.Defisit perawatan diri

Tujuan; Agar klien melakukan perawatan terhadap dirinya khususnya perawatan mulut.

Tindakan ; Menganjurkan untuk menyikat gigi secara teratur

Membatasi makan makanan yang dapat merusak gigi

4.Gangguan body image

Tujuan; Menghindarkan perasaan rendah diri

Tindakan:Memotifasi untuk tetap percaya diri

5.Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan diri

Tujuan;Kebutuhan nutrisi terpenuhi

Tindakan;Memberi diit yang tepat

Menganjurkan untuk banyak minum air putih


Senin, 08 Juni 2009

Bagaimana pembersihan luka?

Proses pembersihan luka terdiri dari memilih cairan untuk membersihkan luka dan cara mekanik yang tepat untuk memasukkan cairan tersebut tanpa menimbulkan cidera pada jaringan luka. Membersihkan luka dengan lembut tapi mantap akan membuang kontaminan yang bisa menjadi sumber infeksi, tapi jika dilakukan dengan kekuatan berlebih dapat menimbulkan perdarahan atau cidera.

Cara membersihkan luka abrasi, laserasi minor dan tusuk kecil;

  • Mencuci luka dengan air bersih

  • Bersihkan dengan sabun yang lembut dan air

  • Berikan antiseptic

  • Tutup luka dengan kasa steril atau biarkan terbuka sebelum mendapatkan pengobatan.

Antibiotik topical diberikan pada tepi luka dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme yang resisten.

Cairan pembersih luka yang dianjurkan adalah cairan salin normal, yaitu cairan-cairan fisiologis dan tidak membahayakan jaringan. Tapi cairan yodium dakin (natrium hipoklorit, asam asetat, hydrogen peroksida adalah jenis cairan yang bersifat toksin bagi fibroblast sehingga tidak boleh digunakan untuk membersihkan luka.

Membersihkan luka secara hati-hati dengan salin normal dan memasang balutan yang dibasahi larutan salin merupakan cara yang sering digunakan untk menyembuhkan luka dan melakukan debridement luka.

Pembersihan luka untuk;

  1. Type abrasion / vulnus excoriation

Bersihkan dengan air mengalir, cuci dengan sabun+air, keringkan, olesi dengan antiseptiksolution (mercurochrom), tutup denagn kasa steril atau biarkan terbuka.

  1. Laceration / vulnus leceratum

Kontrol perdarahan dengan menekan luka dengan kain / kasa yang steril / bersih. Bersihkan luka denagn air dan sabun, tutup dengan kasa dan plester.

  1. Puncture / vulnus ictum

Biarkan luka berdarah beberapa saat, bersihkan dengan air dan sabun, tutp dengan kasa dan plester.

Bila terjadi di dada atau perut ;

  • Tutup dengan kassa yang dibasahi air steril atau cairan fisiologis

  • Tutup lagi dengan pembalut kedap udara atau plastic

  • Bila benda masih tertinggal jangan dicabut

  • Kirim ke UGD

  1. Contusum

Kompres dengan es, olesi denagn trombopobe / lasonil

  1. Luka sayat / vulnus scisum

Cuci dengan air atau antiseptic, pasang pembalut kecil, lakuakn penekanan bila ada perdarahan, kirim ke UGD bila perlu.

  1. Luka tembak / vulnus sclopetorum

Jangan menggerakkan / mengeluarkan peluru, awasi dan atasi perdarahan, tekan area luka, tutup luka dengan kassa steril, observasi keadaan umum klien.kirim ke UGD.

  1. Amputasi jari

Atasi perdrahan dengan menekan langsuns pada luka / titik pembuluh darah yang bersangkutan / pasand tourniquet. Syarat tourniquet ;

  • Pada organ yang punya satu tulang; humerus, femur

  • Lima jari dari axial / 5 jari dari inguinal (selakangan)

Potonganamputasi masukkan dalan plastic berisi es. Bila kejadian kurang dari 3 jam organ belum mengalami nekrose dan dibawa serta ke RS.

Tutup luka dengan pembalut steril, tinggikan extermitas yang bersangkutan (40⁰ dari jantung), tidurkan klien dengan posisi supine. Masukkan potongan organ dalam kantong plastic tertutup kemudian masukkan lagi ke kantong lain yang diisi es → kurang dari 3 jam setelah kajadian organ belum nekrose / rusak.